Posted by : Unknown Minggu, 03 Mei 2015

      Pada postingan kali ini admin akan membahas lebih dalam lagi mengenai proyeksi stereografis yakni bagaimana sebuah bidang dan garis dengan orientasi tertentu terproyeksikan dalam proyeksi stereografis. Pemahaman mengenai dasar proyeksi dapat mempermudah sobat geologi dalam mempelajari teknik-teknik dalam proyeksi stereografis yang akan admin share pada postingan selanjutnya. Sebelum membahas mengenai dasar proyeksi stereografis, untuk mempermudah pemahaman sobat, admin menganjurkan untuk menguasai materi mengenai unsur-unsur geometri dalam struktur geologi dan jenis-jenis proyeksi stereografis yang telah admin bahas pada postingan sebelumnya. Kedua materi tersebut memilki keterkaitan erat dengan materi yang akan kita bahas. 

      Proyeksi stereografis memproyeksikan orientasi titik, garis dan bidang dalam ruang tiga dimensi kedalam dua dimensi menggunakan stereonet. Hasil proyeksinya disebut seterogram. Stereonet merupakan proyektor berbentuk lingkaran, seperti bola bumi stereonet memiliki kutub, garis meridian dan garis ekuator. Garis membujur pada stereonet disebut small circle sedangkan garis melintang disebut great circle. Kutub utara merupakan titik teratas dari seteronet, sementara itu titik terbawah berada pada titik paling bawah. Lingkaran primitif atau disebut primitive circle lingkaran terluar stereonet. Garis ekuator adalah garis melintang yang membagi dua sisi utara dan selatan kedalam bagian yang sama. 


Bagian-bagian stereonet dan  Pembagian sudut dalam stereonet

(a) Bagian-bagian stereonet (b) Pembagian sudut dalam stereonet


       Grid-grid pada stereonet dibagi menjadi dua dengan interval 10 derajat   disepanjang lingkaran primitif dan garis equator.  Grid pada lingkaran primitif bernilai 0-360 derajat dihitung dari kutub utara sedangkan garis equator bernilai 0-90 derajat dihitung dari kedua sisi tepi menuju pusat lingkaran stereonet. Strike dan Bearing di baca disekitar lingkaran primitiv, sedangkan dip dan plunge dibaca disekitar garis ekuator. 

.

Perhatikan gambar diatas, mari kita membuat beberapa analogi :
1.    Bidang OAPE pada gambar diatas dapat kita analogikan sebuah bidang perlalapisan batuan yang telah mengalami struktur.  Bidang OAEP memilki alititude yang terdiri dari trend pada  OA tehadap arah uatra (N) dan inklinasi/dip/plunge pada OE terhadap OG, serta apparent dip yang memiliki tend pada OH dan plunge pada OC terhadap OH.
2.    Garis OB yang terletak pada bidang OAPE pada gambar diatas dapat kita analogikan sebuah liniasi perlalapisan batuan.  Garis OB memilki pitch terhadap OA pada OB, Plunge pada OB terhadap OF dan Trend pada OF tehadap arah utara (N).

Perhatikan hasil proyeksi spherichal dan proyeksi stereografis bidang dan garis diatas pada gambar dibawah ini:

Hasil proyeksi spherical bidang OAPE

Hasil proyeksi stereografis/stereogram bidang OAPE

Berdasarkan hasil proyeksi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1.    Sebuah bidang pada stereonet akan terproyeksikan sebagai garis pada great circle, strike / trend dihitung disepanjang lingkaran primitif dari kutub utara searah jarum jam,  sedangkan dip dihitung sejajar ekuator dari tepi lingkaran menuju pusat lingkaran.
2.    Sebuah garis pada stereonet akan terproyeksikan sebagai titik dengan trend dan pitch  dihitung disepanjang lingkaran primitif dari kutub utara utara searah jarum jam sedangkan plunge dihitung sejajar ekuator dari tepi lingkaran menuju pusat lingkaran.
3.    Sebuah garis yang terletak pada suatu bidang (misalnya liniasi) pada stereonet akan terproyeksikan sebagai sebuah titik pada great circle hasil proyeksi bidang dimana garis tersebut berada.

Sekian ilmu yang dapat admin bagikan hari ini, pada postingan selanjutnya admin akan menulis tentang  cara memproyeksikan elemen-elemen geometri berupa garis dan bidang kedalam stereonet.
Have a nice day sobat, :)


{ 1 komentar... read them below or add one }

Popular Post

- Copyright © Keybedd 12 -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -